Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan cepat saji? selain nikmat, makanan cepat saji memang dapat memudahkan para Ibu yang bekerja dalam menyediakan makanan bagi keluarga. Juga hampir dapat dipastikan kalau anak-anak pasti lebih suka makan mie instant atau nugget daripada sayuran yang sehat. Tapi tahukah Anda ada banyak bahaya yang mengancam di balik nikmatnya makanan cepat saji?
'
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu aspek toksikologis (kategori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh), aspek mikrobiologis (mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan), aspek imunopatologis (keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh).
Apabila Anda cermati komposisi pada makanan cepat saji, pasti tidak lepas dari berbagai zat aditif, seperti MSG ( Mono Sodium Glutamat), berbagai jenis pewarna sintetis, juga pengawetseperti Natrium benzoat, dll
Penggunaan zat aditif yang berlebihan dan dikonsumsi secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi kesehatan. Mungkin Anda tidak akan merasakan dampak negatif apapun meskipun Anda biasa mengkonsumsi makanan cepat saji, tapi waspadalah karena dampak negatif zat aditif yang terkandung dalam makanan cepat saji bisa terjadi sacara langsung maupun tidak langsung, bisa terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang bahkan hingga puluhan tahun kemudian baru terasa akibatnya. Sebagai gambaran, kandungan zat aditif pada beberapa produk makanan adalah sebagai berikut :
ZAT ADDITIVE PADA BEBERAPA PRODUK MAKANAN | |||
NO | NAMA PRODUK | JENIS MAKANAN | KANDUNGAN ZAT ADDITIVE |
1 | Chitato | Makanan Ringan | TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB |
2 | Taro | Makanan Ringan | NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG |
3 | Indomie Goreng | Makanan Siap Saji | Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB |
4 | Kecap Bango | Bumbu dalam Botol | KB,CaB,NB,MSG,P |
5 | Kraft Singles | Makanan Pelengkap dalam Kemasan Kertas | KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G |
6 | Kopiko | Permen | Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P |
7 | Oops | Biskuit | pewarna,Hp,NB,MSG |
8 | Okky | Jelly | I,Ks,Pe,pewarna |
9 | Mariza | Selai | AS,Ks,pewarna |
10 | Pocarri Sweat | Minuman dalam kaleng | AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs |
Apa saja pengaruh zat-zat additive pada tubuh kita?
1. Bahan pewarna
Pewarna digunakan dalam makanan untuk menambah daya tarik dan meningkatkan selera makan. Zat pewarna makanan yang terbuat dari tumbuhan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya tomat, wortel, kunir, kunyit, daun pandan, dan lain-lain. Zat aditif yang berbahaya jika dikonsumsi manusia adalah zat warna sintetik. Jika digunakan secara berlebihan dan terus menerus, maka zat warna sintetik akan tertimbun dalam tubuh dan dapat merusak fungsi organ-organ tertentu, terutama hati dan ginjal. Hati akan dipaksa bekerja keras untuk merombak zat tersebut agar dapat dikeluarkan dari hati, padahal kemampuan hati dalam hal ini sangat terbatas.
Dari organ hati, bahan aditif pewarna masuk ke dalam sistem peredaran darah dan selanjutnya ke ginjal. Ginjal juga harus bekerja keras agar bahan pewarna tersebut dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat warna sintetik tertentu juga diduga bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan penyakit kanker.
2. Bahan pengawet
Tujuan penggunaan bahan pengawet pada makanan adalah untuk mencegah atau kerusakan/pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga makanan lebih tahan lama atau tidak mudah basi. Bahan pengawet alami tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya pemanfaatan garam dapur untuk mengawetkan ikan asin. Namun bahan penggunaan pengawet sintetik dapat membahayakan tubuh. Contoh bahan pengawet sintetik adalah natrium benzoat, BHT (butil hidroksi toluena), BHA (butil hidroksi anisol), kalium nitrat, asam sitrat, kalium nitrit, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut sering dipakai oleh industri makanan sebagai bahan pengawet dalam makanan kaleng.
BHA dan BHT bersama asam sitrat juga sering digunakan untuk mengawetkan minyak agar tidak tengik. Nitrit biasa dipakai manusia untuk mengawetkan daging, padahal zat aditif ini dapat bereaksi dengan gugus amino dalam daging dan membentuk nitrosamina yang bersifat racun dan karsinogen. BHT&BHA menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin
3. Pemanis Buatan
Macam – Macam Pemanis Buatan:- Siklamat, sudah lama diteliti tidak dianjurkan untuk anak, kerap dicampur dengan pemanis lain. Citarasanya, menyenangkan, karena bisa menutupi rasa pahit dan mempertajam rasa dari campuran. Di Amerika sudah lama dilarang karena secara signifikan meningkatkan kejadian tumor buli – buli setelah penggunaan siklamat dan sakarin sebanyak 2500mg /kg/hari.
- Sakarin; (sweet and low) sudah dikenal 100 tahun lalu, namun masih diselidiki apakah mengandung zat Karsinogenik. manisnya 700 kali gula
- Aspartame; Nutrasweet,Equal) mengandung berbagai toksin yang meyebabkan gejala sakit kepala, alergi, dan gejala penyakit autoimun (autoimmune disease) serta menyebabkan penumpukan formaldehide ang merusak syaraf otak
- Sucralose; Klorinasi gula(sucrose), sudah bayak ditemukan efek samping seperti timbul rasa cemas, serangan panik, sakit kepala, gelisah, alergi dan diare.
- Xylitol; biasanya akan terasa dingin jika mencair dalam mulut, sering dipakai pada permen , tablet hisap
- Sorbitol; sudah dipakai selama 50 tahun terakhir. Sebagai pemanis , rasanya lembut, memberi efek dingin pada mulut.
Dampak bagi tubuh :
- Tingkatkan resiko Obesitas
Meskipun mengandung rendah kalori, pemanis buatan meningkatkan nafsu anak untuk mengkonsumsi makanan yang rasanya manis. Itu bisa terjadi karena tingginya proses metabolisme dalam tubuh. Jadi anak akan mencari makanan manis lain dan meningkatkan asupan kalori mereka sehingga, bisa terjadi kelebihan berat badan. Selain Obesitas pengaruh pemanis buatan ini bila sering dikonsumsi adalah: - Karies gigi
- Diabetes Mellitus
- Panyakit kardiovaskuler,asteroklerosis
- Behavioral disturbance(sakit kepala, ganguan belajar, emosi dan mental)
Menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker.
Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :
* Kejang
* Mual
* Alergi
* Ruam
* Serangan asma
* Sakit kepala
* Mulut terasa kering
* Hilang ingatan
Selain bahaya dari berbagai zat additif, kandungan lemak yang tinggi dalam makanan fast food juga dapat merangsang pertumbuhan kanker terutama kanker payudara. Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kegemukan dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung.
Hal lain yang juga yang perlu diwaspadai dari makanan cepat saji adalah bahaya yang terdapat pada kemasan. Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003). Umumnya produsen jarang mempertimbangkan faktor kesehatan. Produsen memilih kemasan dengan pertimbangan tampilan yang menarik, melindungi produk yang dikemas dan faktor ekonomis.
Bahan yang selama ini digunakan memiliki beberapa dempak negatif bagi kesehatan,diantaranya:
- plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget) bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik,
- PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula) yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) ,
- kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk) disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003).
Restoran cepat saji ala Barat, yang berkembang di seluruh Asia, dituding menjadi penyebab meningkatnya kasus diabetes dan jantung koroner di kawasan ini. Dalam analisis lebih dari 50 ribu warga Singapura keturunan Cina, mereka yang makan makanan cepat saji dua kali seminggu atau lebih memiliki 27 persen peningkatan risiko terkena diabetes dan 56 persen risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.
"Mereka yang mengkonsumsi makanan siap saji ala Barat lebih besar kemungkinan terkena diabetes tipe 2," kata pemimpin penelitian, dr Andrew Odegaard, dari University of Minnesota School of Public Health, Minneapolis.
Ia menyatakan salah satu sebabnya adalah trans-fatty acid yang tidak pernah diatur di negara-negara Asia. Ada dokumentasi menyebutkan bahwa lemak yang berbahaya bagi kesehatan ini tetap disediakan oleh produsen makanan cepat saji di luar Amerika.
Penelitian ini dipublikasikan secara online 2 Juli 2012 di jurnal Circulation.
Konsumsi makanan cepat saji ala Barat, termasuk McDonald, Burger King, dan KFC, telah dengan cepat meluas di negara berkembang di seluruh dunia. Ada kekhawatiran di antara para ahli kesehatan bahwa diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan sindrom metabolik, terjadi bersama dengan peningkatan kejadian penyakit jantung koroner.
Selama ini, kata Odegaard, penelitian yang langsung menghubungkan konsumsi makanan cepat saji dengan kesehatan sangat terbatas. Otoritas kesehatan Singapura memberikan Odegaard dan rekan kesempatan untuk mempelajari kejadian diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner di antara 52.584 pengidapnya, antara 1993 dan 1998. Untuk mortalitas penyakit jantung koroner, kematian yang tercatat hingga akhir 2009 sebanyak 1.397 orang.
Secara keseluruhan, orang yang makan di restoran cepat saji dua kali per minggu atau lebih memiliki risiko meningkat secara signifikan dari diabetes dan kematian akibat penyakit jantung koroner.
Meskipun para peneliti menyatakan bahwa trans-fatty acid mungkin salah satu alasan bagi peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner, itu hanya hipotesis pada tahap ini. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji mungkin hanya menjadi penanda menonjol dari pola makan dan gaya hidup yang buruk dan bukan dalam kaitan sebab-akibat.
Sumber :
http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-bahan-pewarna-dan-pengawet-pada-makanan/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/zat-aditif-pada-makanan/
http://industri18agussuradimanto.blog.mercubuana.ac.id/2011/07/04/ketahuilah-bahaya-zat-aditif-dalam-makananmu/
http://herrysusant.wordpress.com/2010/04/21/bahaya-pemanis-buatan-pada-jajanan-anak/
0 komentar:
Posting Komentar