Judul : Habibie & Ainun
Pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
ISBN : 978 979 1255 13 4
Penerbit : PT THC Mandiri
Tahun
terbit : November 2010
Tebal:
xxi + 323 halaman
Sinopsis
Membaca
buku ini membuka jendela pemahaman akan cinta suci sepasang insan manusia.
Cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi atas ijin Allah SWT.
…Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya
manunggal jiwa, roh, bathin, hati nurani kami melekat pada diri kami sepanjang
masa dimanapun kami berada….
(Doa
B.J. Habibie)
Novel
ini menceritakan secara lengkap kisah hidup dan perjuangan bahtera rumah tangga
B.J Habibie bersama Ainun dari awal jumpa hingga Ibu Ainun akhirnya berada
dalam dimensi lain.
Dimulai
dengan bertemunya kembali Habibie dengan Ainun di kediaman keluarga Besari
(Keluarga Ainun) setelah hampir 7 tahun tidak bertemu. Pertemuan malam Idul
Fitri itu menyisakan kenangan rindu bagi Habibie muda akan pandangan mata
menyejukkan yang diberikan oleh Ainun muda kala itu. Proses pertunangan dan
pernikahan yang cukup cepat, namun dilakukan dengan kepastian jiwa dan kekuatan
cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi serta keyaninan bahwa Allah
SWT selalu akan menemani, memungkinkan keduanya yakin untuk bersama-sama
mengarungi bahtera rumah tangga di rantau (Jerman) mengingat masa cuti Habibie
yang hanya 3 bulan akan segera habis.
Setibanya
mereka di Jerman berbekal 2 koper berdua, disanalah perjuangan mereka dimulai.
Sebuah kisah inspiratif yang patut dijadikan contoh sebuah keluarga sakinah
mawaddah warahmah, insya Allah.
Betapa
Ibu Ainun sangat mendukung pekerjaan dan tugas Bapak Habibie dengan tanpa
mengeluh selalu mencoba melakukan tugas dan kegiatannya dengan sebaiknya tanpa
mengganggu konsentrasi perhatian dan pekerjaan Habibie. Memberikan masukan
intelektual dan pertimbangan juga saran yang saling mendukung satu sama lain.
Selalu menjaga dan mengontrol kesehatan Habibie dengan menyediakan makanan
sehat juga senyum menawan yang selalu dirindukan Habibie.
Sebaliknya
Habibie juga selalu melibatkan Ainun dalam setiap kegiatannya, menceritakan dan
meminta pertimbangan istrinya untuk setiap keputusan yang akan diambil.
Benar-benar perpaduan yang harmonis indah romantis atas dasar cinta.
Dibagian
tengah cerita, sebuah kesadaran pun ingin ditularkan oleh penulis kepada
seluruh pembacanya (bahkan mungkin penonton filmnya). Bahwasanya semangat
nasionalisme haruslah selalu dipupuk dan dikembangkan dalam setiap jiwa insan
bangsa Indonesia. Sebagai contoh, penulis yang saat itu adalah CEO sebuah
perusahaan penerbangan terkenal terkemuka di Jerman, rela meninggalkan semuanya
dan bersama keluarga kembali ke Indonesia tercinta untuk tujuan mulia mengabdi
dan mengembangkan negara tercinta dengan ilmu yang didapatkan dengan daya upaya
sendiri.
Nampak
pula peran maksimal seorang istri bagi Habibie dalam semua aktivitas barunya.
Seorang tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, presiden ketiga Republik
Indonesia. Oleh sebab itu, sangatlah pantas jika dalam pidatonya dalam tiap
kesempatan (penghargaan teknologi, penganugerahan gelar, dsb) sering Habibie
menyampaikan bahwa di balik sukses seorang tokoh, tersembunyi peran dua
perempuan yang amat menentukan, yaitu ibu dan istri.
Di
akhir cerita, tergambar dengan jelas keterkaitan Habibie Ainun satu sama
lainnya. Keduanya saling menjaga mendoakan yang terbaik bagi masing-masing. Ada
kejadian yang menurut saya sangat menyentuh yaitu ketika Ibu Ainun di ICCU, Pak
Habibie yang telah menjadi kebiasaan pukul 10 pagi selalu tiba di ICCU pada
hari itu harus terlambat datang karena dilarang masuk sebab tim dokter sedang
melalukan operasi mendadak. Ketika Habibie akhirnya masuk 2 jam kemudian,
didapatinya Ainun sedang menangis. Kenapa? Karena khawatir terjadi sesuatu
dengan Habibie sebab dia terlambat datang. Sungguh indah bukan. Kedua sangat
memperhatikan kondisi masing-masing, meskipun dalam keadaan sehat atau sakit.
Doa
Habibie & Ainun
Terima
kasih Allah, Engkau telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya
Terima
kasih Allah, Engkau telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya
Terima
kasih Allah, hari Rabu tanggal 7 Maret 1962 Engkau titipi kami bibit Cinta yang
murni, suci, sejati, sempurna dan abadi melekat pada diri Ainun dan saya
Terima
kasih Allah Engkau telah memungkinkan kami menyiram bibit cinta ini dengan
kasih sayang nilai iman, takwa dan budaya kami tiap saat sepanjang masa
Terima
kasih Allah Engkau telah menikahkan Ainun dan saya sebagai suami istri tak
terpisahkan dimanapun kami berada sepanjang masa
Terima
kasih Allah Engkau telah perkenankan Ainun dan saya bernaung dan berlindung
dibawah bibit cinta titipanMu ini dimanapun kami berada, sepanjang masa sampai
Akhirat
Terima
kasih Allah, Engkau telah memungkinkan kami dapat menyaksikan merasakan
menikmati dan mengalami titipanMu menjadi cinta yang paling murni paling suci
paling sejati paling sempurna dan paling abadi di seluruh alam semesta dan
sifat ini hanya dapat dimiliki oleh Engkau Allah
Terima
kasih Allah Engkau telah menjadi Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan
nurani kami melekat pada diri kami sepanjang masa dimanapun kami berada
Terima
kasih Allah, Engkau telah memungkinkan semua terjadi sebelum Ainun dan saya
Tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.30 untuk sementara dipisahkan. Ainun berada dalam
Alam baru dan saya sementara masih di Alam dunia
Terima
kasih Allah perpisahan kami berlangsung damai tenang khidmat dengan keyakinan
bahwa kebijaksanaanMu adalah terbaik untuk Ainun dan saya
Berilah
Ainun dan saya petunjuk mengambil jalan yang benar kekuatan untuk mengatasi apa
yang sedang dan akan kami hadapi dimanapun kami berada
lindungilah
Ainun dan saya dari segala Gangguan ancaraman dan godaan yang dapat mencemari
cinta murni suci sejati sempurna abadi kami sepanjang masa
aamiin.
Melalui
novel Habibie & Ainun ini, kita mendapatkan amanat cerita dan
inspirasi bagi suami dan istri agar saling mencintai menyayangi dalam
menjalankan dan menuju sebuah mahligai pernikahan yang sakinah mawaddah
warahmah atas ridho Allah SWT. aamiin
0 komentar:
Posting Komentar