Rabu, 01 Mei 2013

RESENSI NOVEL HABIBIE & AINUN



Judul               : Habibie & Ainun
Pengarang       : Bacharuddin Jusuf Habibie
ISBN               : 978 979 1255 13 4
Penerbit           : PT THC Mandiri
Tahun terbit     : November 2010
Tebal: xxi + 323 halaman



Sinopsis
Membaca buku ini membuka jendela pemahaman akan cinta suci sepasang insan manusia. Cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi atas ijin Allah SWT.

…Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, bathin, hati nurani kami melekat pada diri kami sepanjang masa dimanapun kami berada….
(Doa B.J. Habibie)

Novel ini menceritakan secara lengkap kisah hidup dan perjuangan bahtera rumah tangga B.J Habibie bersama Ainun dari awal jumpa hingga Ibu Ainun akhirnya berada dalam dimensi lain.
Dimulai dengan bertemunya kembali Habibie dengan Ainun di kediaman keluarga Besari (Keluarga Ainun) setelah hampir 7 tahun tidak bertemu. Pertemuan malam Idul Fitri itu menyisakan kenangan rindu bagi Habibie muda akan pandangan mata menyejukkan yang diberikan oleh Ainun muda kala itu. Proses pertunangan dan pernikahan yang cukup cepat, namun dilakukan dengan kepastian jiwa dan kekuatan cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi serta keyaninan bahwa Allah SWT selalu akan menemani, memungkinkan keduanya yakin untuk bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga di rantau (Jerman) mengingat masa cuti Habibie yang hanya 3 bulan akan segera habis.

Setibanya mereka di Jerman berbekal 2 koper berdua, disanalah perjuangan mereka dimulai. Sebuah kisah inspiratif yang patut dijadikan contoh sebuah keluarga sakinah mawaddah warahmah, insya Allah.

Betapa Ibu Ainun sangat mendukung pekerjaan dan tugas Bapak Habibie dengan tanpa mengeluh selalu mencoba melakukan tugas dan kegiatannya dengan sebaiknya tanpa mengganggu konsentrasi perhatian dan pekerjaan Habibie. Memberikan masukan intelektual dan pertimbangan juga saran yang saling mendukung satu sama lain. Selalu menjaga dan mengontrol kesehatan Habibie dengan menyediakan makanan sehat juga senyum menawan yang selalu dirindukan Habibie.

Sebaliknya Habibie juga selalu melibatkan Ainun dalam setiap kegiatannya, menceritakan dan meminta pertimbangan istrinya untuk setiap keputusan yang akan diambil. Benar-benar perpaduan yang harmonis indah romantis atas dasar cinta.

Dibagian tengah cerita, sebuah kesadaran pun ingin ditularkan oleh penulis kepada seluruh pembacanya (bahkan mungkin penonton filmnya). Bahwasanya semangat nasionalisme haruslah selalu dipupuk dan dikembangkan dalam setiap jiwa insan bangsa Indonesia. Sebagai contoh, penulis yang saat itu adalah CEO sebuah perusahaan penerbangan terkenal terkemuka di Jerman, rela meninggalkan semuanya dan bersama keluarga kembali ke Indonesia tercinta untuk tujuan mulia mengabdi dan mengembangkan negara tercinta dengan ilmu yang didapatkan dengan daya upaya sendiri.

Nampak pula peran maksimal seorang istri bagi Habibie dalam semua aktivitas barunya. Seorang tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, presiden ketiga Republik Indonesia. Oleh sebab itu, sangatlah pantas jika dalam pidatonya dalam tiap kesempatan (penghargaan teknologi, penganugerahan gelar, dsb) sering Habibie menyampaikan bahwa di balik sukses seorang tokoh, tersembunyi peran dua perempuan yang amat menentukan, yaitu ibu dan istri.

Di akhir cerita, tergambar dengan jelas keterkaitan Habibie Ainun satu sama lainnya. Keduanya saling menjaga mendoakan yang terbaik bagi masing-masing. Ada kejadian yang menurut saya sangat menyentuh yaitu ketika Ibu Ainun di ICCU, Pak Habibie yang telah menjadi kebiasaan pukul 10 pagi selalu tiba di ICCU pada hari itu harus terlambat datang karena dilarang masuk sebab tim dokter sedang melalukan operasi mendadak. Ketika Habibie akhirnya masuk 2 jam kemudian, didapatinya Ainun sedang menangis. Kenapa? Karena khawatir terjadi sesuatu dengan Habibie sebab dia terlambat datang. Sungguh indah bukan. Kedua sangat memperhatikan kondisi masing-masing, meskipun dalam keadaan sehat atau sakit.

Doa Habibie & Ainun
Terima kasih Allah, Engkau telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya
Terima kasih Allah, Engkau telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya
Terima kasih Allah, hari Rabu tanggal 7 Maret 1962 Engkau titipi kami bibit Cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi melekat pada diri Ainun dan saya
Terima kasih Allah Engkau telah memungkinkan kami menyiram bibit cinta ini dengan kasih sayang nilai iman, takwa dan budaya kami tiap saat sepanjang masa
Terima kasih Allah Engkau telah menikahkan Ainun dan saya sebagai suami istri tak terpisahkan dimanapun kami berada sepanjang masa
Terima kasih Allah Engkau telah perkenankan Ainun dan saya bernaung dan berlindung dibawah bibit cinta titipanMu ini dimanapun kami berada, sepanjang masa sampai Akhirat
Terima kasih Allah, Engkau telah memungkinkan kami dapat menyaksikan merasakan menikmati dan mengalami titipanMu menjadi cinta yang paling murni paling suci paling sejati paling sempurna dan paling abadi di seluruh alam semesta dan sifat ini hanya dapat dimiliki oleh Engkau Allah
Terima kasih Allah Engkau telah menjadi Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan nurani kami melekat pada diri kami sepanjang masa dimanapun kami berada
Terima kasih Allah, Engkau telah memungkinkan semua terjadi sebelum Ainun dan saya Tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.30 untuk sementara dipisahkan. Ainun berada dalam Alam baru dan saya sementara masih di Alam dunia
Terima kasih Allah perpisahan kami berlangsung damai tenang khidmat dengan keyakinan bahwa kebijaksanaanMu adalah terbaik untuk Ainun dan saya
Berilah Ainun dan saya petunjuk mengambil jalan yang benar kekuatan untuk mengatasi apa yang sedang dan akan kami hadapi dimanapun kami berada
lindungilah Ainun dan saya dari segala Gangguan ancaraman dan godaan yang dapat mencemari cinta murni suci sejati sempurna abadi kami sepanjang masa
aamiin.

Melalui novel Habibie & Ainun ini, kita mendapatkan amanat cerita dan  inspirasi bagi suami dan istri agar saling mencintai menyayangi dalam menjalankan dan menuju sebuah mahligai pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah atas ridho Allah SWT. aamiin

0 komentar:

Star Calendar