Rabu, 30 Januari 2013

PELANTIKAN ROY SURYO SEBAGAI MENPORA


Pada Hari Selasa, 15 Januari 2013 dikala Jakarta sedang terendam banjir dan setelah mundurnya Andi Mallarangeng mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (MENPORA) yang kemudian sekarang diganti oleh Roy Suryo yang biasanya di tv-tv kita liat sebagai Pakar Telematika. Banyak pro dan kontra atas pelantikannya Roy Suryo tersebut pada tanggal 15 Januari 2013 di Istana Negara, Jakarta.
Prosesi Pelantikan Roy Suryo sebagai Menpora

Prosesi diawali pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Presiden. Pengambilan sumpah tersebut berjalan lancar. Setelah itu, keduanya menerima ucapan selamat dari Presiden dan Wakil Presiden Boediono serta semua pejabat yang hadir. Presiden sempat berbincang sesaat dengan keduanya. 

Prosesi Pelantikan Roy Suryo sebagai Menpora


Pelantikan itu dihadiri Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, Ibu Wakil Presiden Ny Herawati Boediono, dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Hadir pula pimpinan lembaga tinggi negara, di antaranya Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Melani Leimena Suharli, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo. 

Tapi dari saat itu pro dan kontra pun mulai berdatangan saat pelantikannya Roy Suryo sebagai Menpora yang baru salah satunya oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah salah dalam memilih Roy Suryo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Roy dinilai tak memiliki kompetensi dalam menyelesaikan berbagai persoalan olahraga dan pemuda. 

Peneliti LSI, Ardian Sopa, mengatakan, berdasarkan survei yang digelar LSI terhadap 1.200 responden di 33 provinsi, lebih dari separuh menyatakan pemilihan Roy bukanlah keputusan yang tepat. "Memori publik menyebut Roy tak punya pengalaman di bidang kerjanya," kata dia saat memaparkan hasil survei di kantor LSI, Selasa, 28 Januari 2013. 

Survei digelar LSI pada 22 hingga 25 Januari 2013 dengan menggunakan metode acak bertingkat. Data diperoleh dengan metode wawancara headset (quick poll) dengan tingkat kesalahan sekitar 2,9 persen. Dari penelitian itu, hanya 40,48 persen yang menilai pemilihan Roy tepat; 52,67 persen menilai bukan keputusan tepat; dan sisanya tak menjawab. 

Menurut Ardian, sebanyak 50,65 persen menyatakan tak yakin Roy bakal menuntaskan persoalan di Kementerian Olahraga, termasuk kisruh pengurusan sepak bola nasional. Penunjukan Roy sebagai menteri, menurut publik, menjadi bukti lemahnya kriteria yang digunakan SBY dalam memilih kabinet. 

Sebanyak 41,06 persen responden yakin pemilihan Roy di kabinet hanya karena mewakili kepentingan partai. Hanya 32,45 persen yang percaya Roy dipilih karena kompetensinya. "Presiden dinilai tak memiliki dasar yang jelas dalam memilih Roy."

Sumber :


0 komentar:

Star Calendar