Selasa, 01 Januari 2013

DAMPAK KENAIKAN UMP PADA PENGUSAHA



Bank Dunia menyoroti beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, kebijakan pemerintah terkait Upah Minimum Provinsi (UMP/UMK). Pengamat Ekonomi Bank Dunia Ndiame Diop menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik. Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 6,1%. Proyeksi ini disebabkan konsumsi domestik dan investasi yang masih kuat.

Menurut Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) masih menjadi keresahan pelaku usaha tahun depan, mereka ancam tutup pabrik jika UMP tak ditangguhkan. Kenaikan UMP 2013 memang cukup signifikan, rata-rata mencapai 40-70% di kota-kota besar Indonesia. Dari sebanyak 1.312 perusahaan yang mengancam akan tutup, wilayah Jawa Barat adalah provinsi yang paling banyak mencakup 384 perusahaan. Sedangkan DKI Jakarta menyusul di tempat kedua sebanyak 378 perusahaan. Estimasi dampak dari penutupan perusahaan ini adalah banyaknya pekerja yang di PHK mencapai 976.328 pekerja. Alih-alih membuat kesepakatan, kalangan pengusaha justru memprotes langkah Kemenakertrans. Pengusaha Korea Selatan (Korsel) mendesak penyelesaian Upah Minimum Provinsi (UMP).

Duta Besar (Debes) Korsel un­tuk Indonesia Kim Young Sun menga­takan, kenaikan UMP yang tinggi hingga di atas 50 per­sen di berbagai kota di Indo­­nesia mem­bebani pengu­saha Korsel mengatakan selama ini ke­sejahteraan para karyawan pada perusahaan Korsel di Indonesia sudah diperhatikan oleh pengu­saha. Selama ini perusahaan-pe­rusahaan Korsel sudah mengu­payakan kesejahteraan seluruh karyawan. Semua pengusaha su­dah mementingkan kesejahte­ra­an. Namun kenaikan yang men­capai di atas 50 persen pada be­berapa daerah di Indonesia tera­sa memberatkan Untuk kenaikan di bawah 50 persen, kata dia, tak begitu men­­jadi masalah bagi perusahaan Korsel di Indonesia karena se­lama ini upah yang diberikan su­dah di atas angka minimum kota yang ditetapkan.

Sumber :

0 komentar:

Star Calendar